(Old and New : Soerabaia de Brandweer, 1810)
Jurnal Administrasi Kebakaran
Edisi ke -3 Bagian I
Gambar 1.
Markas Brandweer Surabaya dengan mobil pemadam merk
Ahrenx Fox di pojok kanan, antara tahun 1915 - awal 1927
Sumber: G.N. Von
Faber. Nieuw Soerabai
I.
Pengantar
Berawal dari sebuah peninggalan tutup kran air
disalah satu bangunan cagar budaya samping timur Kantor Dinas Kebakaran Kota
Surabaya dan memperhatikan peristiwa
sejarah penetapan 1 maret 1919 menjadi hari pemadam kebakaran nasional, maka
tertarik untuk menelusuri lebih jauh kebenaran dan kesesuaian penetapan sepihak
hari jadi pemadam kebakaran DKI Jakarta itu menjadi HUT pemadam kebakaran
nasional. Sebagai orang kelahiran asli Surabaya, penulis sangat yakin bahwa de Brandweer atau PMK Surabaya merupakan
PMK tertua di Indonesia, sebagaimana Kebun Binatang Surabaya yang telah
menyandang predikat kebun binatang tertua di Indonesia.
Gambar 2.
Brandkran peninggalan Belanda tahun 1927
Brandkran peninggalan Belanda tahun 1927
Rasa penasaran itu makin menjadi setelah bertemu dengan
seorang sahabat alumnus Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah pada
sebuah Universitas di Surabaya yang sedang melakukan penelitian tentang
perkembangan sarana prasarana Brandweer
tahun 1927-1942. Gayung bersambut akhirnya penulis sharing dan memberikan advice
dalam pengumpulan data maupun penyusunan laporan penelitian. Namun penulis
menfokuskan diri untuk meneliti data primer dan sekunder sebelum tahun 1927 (Oud Soerabaia), mengingat data setelah tahun 1927
sampai sekarang dapat ditemukan. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah
penelitian ini dilakukan secara mandiri tanpa
dorongan pihak lain dan semata-mata untuk mengungkap satu fakta kebenaran
sejarah sebagai wujud rasa pengabdian cinta
penulis kepada Surabaya dan kesatria penerjang api korp baju biru dengan slogan
”Pantang Pulang Sebelum Api Padam Walaupun Nyawa Taruhannya”.
Penelusuran mulai tahap heuristik, merupakan proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang
diperlukan baik primer maupun sekunder. Sumber primer dapat ditemukan di Badan
Arsip Nasional maupun Badan Arsip Daerah Jawa Timur, Perpustakaan BAPPEDA Jawa Timur, dan
Perpustakaan pribadi Medayu milik mantan seorang wartawan senior era enam
puluhan yang mengoleksi berbagai macam buku asli berbahasa Belanda yang ditulis
oleh sejarawan, arkeologi, sosiolog dari negeri Belanda termasuk salah satunya
adalah G.N. Von Faber blesteran
Belanda-Jerman pendiri museum Empu
Tantular Surabaya (depan Masjid Al-Falah Jl. Raya Darmo). Sedangkan sumber
sekunder ditemukan pada buku-buku seperti : Dua Kota Tiga Zaman:
Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan oleh Purnawan Basundoro, Hikajat Soerabaia Tempoe
Doeloe oleh Dukut Imam Widodo, Oud Soerabaia dan Nieuw Soerabaia oleh G.N. Von Faber
serta Perkembangan Dinas Kebakaran Kota
Surabaya Tahun 1927-1942 oleh Bagus
Alim, dan Pengelolaan Sistem Informasi
Pelayanan Kebakaran oleh penulis sendiri.
Penelusuran jejak sejarah berdirinya de Brandweer atau PMK Surabaya, itu tidak
lepas dari sepak terjang sang penakluk daratan Eropa Jendral dan Kaisar
Perancis Napoleon Bonaparte tahun 1769-1821. Pada masa kejayaanya Napoleon yang
muallaf tanggal 2 juli 1798 (Genuine Islam, Singapura edisi oktober 1936)
telah mengusai hampir seluruh daratan eropa baik dengan diplomasi maupun dengan
peperangan, diantaranya adalah Belanda. Sehingga pada
tahun 1808 berlangsung suatu zaman baru dalam hubungan Jawa-Eropa yaitu negeri
Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis sejak tahun 1795. Semenjak itu
kekuasaan Belanda diambil alih, salah satunya Hindia-Belanda. Untuk mengisi kekosongan daerah kekuasaan
yang baru, Napoleon mengangkat Marsekal Herman Willem
Daendels sebagai Gubernur Jendral pertama Hindia-Belanda yang mengemban tugas
memperkuat pertahanan pulau Jawa sebagai
basis melawan musuh bebuyutan Inggris. Konon sang Marsekal ini mendirikan de
Brandweer di Surabaya.
Bagaimana perkembangan sejarah sebenarnya?
II.
de Brandweer Surabaya Tahun 1810
Jauh
sebelum perang Diponegoro meletus tahun 1825-1830, Organisasi
de Brandweer atau Pasukan Pemadam Kebakaran
ini berdiri pada tahun 1810. Melihat Surabaya sebagai salah satu kota terbesar
di Hindia Belanda yang memiliki sosial perekonomian, bangunan-bangunan gedung
permanen, serta industry/pabrik, yang
selalu linier dengan pertumbuhan
penduduk, maka sudah tentu perlu didirikan suatu badan organisasi yang
menanggulangi musibah kebakaran. Berdirinya organisasi ini merupakan langkah
awal pemerintah dalam menanggulangi musibah kebakaran di daerah perkotaan.
Organisasi de Brandweer atau Pasukan
Pemadam Kebakaran ini berada dibawah kendali pemerintah Hindia Belanda. Demikian
juga kota Batavia, urusan mengenai
pemadam kebakaran mulai diorganisir pada
tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadam kebakaran ini
secara hukum tertuang dalam peraturan yang dikeluarkan oleh resident op Batavia dengan nama Reglement op de Brandweer in de afdeeling
stad Vorsteden van Batavia.
Berdirinya de Brandweer Surabaya
sudah ada jauh sebelum de Brandweer Batavia.
Di kota Surabaya urusan de Brandweer mulai
diorganisir pada tanggal 4 September 1810 (Von Faber, G.N. Oud Sorabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931 : 106). Sebelum
urusan de Brandweer Surabaya diorganisir, saat terjadi kebakaran penanganannya masih menggunakan ember, panci hingga wajan dapur.
Tentu saja penanganan yang sederhana ini tidak sebanding dengan kebakaran yang
cukup besar melanda bangunan di Surabaya. Melihat kondisi tersebut, ketika
Gubernur Jendral Daendels berkunjung ke Surabaya pada tahun 1810 dengan segera
memerintahkan didirikan de Brandweer.
Selayaknya Surabaya patut berterima kasih kepada Mr. Herman Willem Daendels
sebagai Pendiri de Brandweer.
Gambar 3.
Mr. Herman Willem Daendels
Mr. Herman Willem Daendels
Bapak Pendiri de Brandweer.
Surabaya
Sumber: G.N. Von Faber.
Oud Soerabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931:108
Sang Pendiri de Brandweer Surabaya
merupakan seorang Jendral perang, kota Surabaya dijadikan sebagai kota Benteng
dan pusat pertahanan terhadap kemungkinan serangan musuh bebuyutan Inggris
sekaligus dibangun sebuah pabrik senjata (altellerie
constructie winkel), benteng Lodewijk,
asrama militer dan rumah sakit militer dekat Sungai Kalimas. Pada awal
berdirinya de Brandweer terlihat masih
belum berdiri markas de Brandweer (sebagaimana pada gambar 1),
hanya menempatkan alat pemadam kebakaran
berupa pompa tenaga manual di pinggiran Kali Mas dekat bangunan-bangunan vital
dan stategis yang dijaga oleh 40 anggota brandweer.
Untuk mengorganisir tugas-tugas penjaga pompa tersebut, dalam perkembangan selanjutnya Gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan kewenangan dari kerajaan Belanda setelah menerima kedaulatan kembali dari Prancis yang kalah perang dengan Inggris, sehingga mempercayakan P.J de
Vries sebagai Komandan pertama de
Brandweer Soerabaja.
Gambar 4.
P.J
de Vries, Bapak Komandan pertama de Brandweer Soerabaja
Sumber: G.N. Von Faber.
Oud Soerabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente
Soerabaia. 1931:108
Sejak itu
seluruh kegiatan de Brandweer
diarahkan untuk melindungi kota Surabaya dari ancaman bahaya kebakaran. Untuk
mengorganisir tugas-tugas brandweer, P.J de Vries menyusun struktur organisasi
yang terdiri dari :
1.
4
orang Brandspuitmeester;
2.
8
orang Onder Brandspuitmeester;
3.
8
orang sersan;
4.
8
orang kopral
Dari susunan petugas
tersebut, yang menjabat kesemuanya
adalah orang Europeesch Personeel (staf
orang Eropa) mulai dari jabatan Brandspuitmeester
sampai jabatan kopral. Europeesch
Personeel dibantu oleh Inlandsch
personeel (staf orang pribumi) yang bekerja di lapangan saat terjadi
peristiwa kebakaran serta dibawah komando Europeesch
Personeel.
Pada struktur brandweer
terdapat tanda yang membedakan jabatan seorang ketika kehadirannya dalam TKK
(tempat kejadian kebakaran). Pada Brandspuitmeester
tanda jabatannya berupa tongkat kayu yang bagian kepalanya terdapat lambang
Kerajaan. Bagi Onder Brandspuitmeester
juga menggunakan tongkat kayu, namun diberi dengan cat berwarna merah,
sedangkan untuk anggota lain dibawahnya menggunakan tanda pengenal, tanda
tersebut bukan tongkat kayu melainkan tanda pengenal yang terbuat dari kulit,
dipasang di lengan dan bertuliskan de
Brandweer. (Dukut Imam Widodo, 2008 : 248). Dapat dilihat bahwa hanya
anggota yang memakai tanda pengenal dari kulit menjalankan sebagai tukang genjoot alat pompa pemadam
manual.
Berdasarkan reglement
Surabaya tentang Brandweer dijelaskan
bahwasannya pompa-pompa pemadam ditempatkan pada : pusat penjagaan tentara, bengkel
konstruksi tentara (altellerie constructie
winkel),jembatan, dan disamping
kediaman penguasa Jawa bagian Timur (Gezaghebber).Passerbaan, kampung China, kampung Melayu, dan di
rumah sakit Simpang.
Gambar 5.
Pompa pemadam kebakaran
Pompa pemadam kebakaran
de Brandweer Surabaya pada tahun 1810
Sumber:
Media surat kabar Jawa Pos, Senen Wage 29 November 1982
Cara kerja alat pompa tersebut sepertinya mirip dengan pompa sumur
manual jaman sekarang yang menggunakan tenaga tangan. Untuk setiap pompa
disiapkan sebanyak 40 orang pribumi yang bertugas sebagai tukang genjoot.
REFERENSI :
Bagus Alim, Perkembangan
Dinas Kebakaran Kota Surabaya Tahun 1927 1942, Unesa 2013. Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah. Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1998. Dukut Imam
Widodo. Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing,
2008. Handinoto. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada Masa Kolonial. Graha Ilmu Yogjakarta, 2010. Muchamad
Nurtam. Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Kebakaran. Surabaya, 2010. Purnawan Basundoro. Dua
Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan.
Ombak, Yogjakarta, 2009. Reglement op de Brandweer in de afdeeling stad
Vorsteden van Batavia. Gedaan te Batavia, 25 April 1873. Staatsblad van Nederlandsch-Indie No.
149 tahun 1906. De Indische
courant, Moderniseering
Brandweer. 27-05-1925.De Indische courant,
Stadsnieuws. Soerabaia. Nieuwe brandweer-rémises, Soerabaia, 27 Oktober 1927. Jawa Pos, Senen Wage 29 November 1982. Von
Faber, G.N. Oud Sorabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931. Von
Faber, G.N. Nieuw Soerabaia.
Pastikan bergabung
kembali di Edisi berikutnya !
Edisi ke – 3 Bagian II,
(”Old and New de Brandweer Surabaya, 1906-1927” )
Kunjungi selalu :
www.tamtamfire113.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan.. dan jangan membuat spam.. Boleh promosi tapi jangan berkali-kali.. jika melanggar ketentuan tersebut maka komentar anda akan saya hapus selamanya.....