Pages

Blogger news

SEJARAH PEMADAM KEBAKARAN INDONESIA ( ORIGINAL SURABAYA )

Kamis, 06 Februari 2014

           (Old and New : Soerabaia de Brandweer, 1810)
                                Jurnal Administrasi Kebakaran
Edisi ke -3 Bagian I


  
                                             Gambar 1.
            Markas Brandweer  Surabaya dengan mobil pemadam  merk
            Ahrenx Fox di pojok kanan, antara tahun  1915 - awal 1927
          Sumber: G.N. Von Faber. Nieuw Soerabai
                            


I.                   Pengantar

Berawal dari sebuah peninggalan tutup kran air disalah satu bangunan cagar budaya samping timur Kantor Dinas Kebakaran Kota Surabaya dan memperhatikan peristiwa  sejarah penetapan 1 maret 1919 menjadi hari pemadam kebakaran nasional, maka tertarik untuk menelusuri lebih jauh kebenaran dan kesesuaian penetapan sepihak hari jadi pemadam kebakaran DKI Jakarta itu menjadi HUT pemadam kebakaran nasional. Sebagai orang kelahiran asli Surabaya, penulis sangat yakin bahwa de Brandweer atau PMK Surabaya merupakan PMK tertua di Indonesia, sebagaimana Kebun Binatang Surabaya yang telah menyandang predikat kebun binatang tertua di Indonesia.

                                                      Gambar 2.
                           Brandkran  peninggalan Belanda tahun 1927
                                     
Rasa penasaran itu makin menjadi setelah bertemu dengan seorang sahabat alumnus Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah pada sebuah Universitas di Surabaya yang sedang melakukan penelitian tentang perkembangan sarana prasarana Brandweer tahun 1927-1942. Gayung bersambut akhirnya penulis sharing dan memberikan advice dalam pengumpulan data maupun penyusunan laporan penelitian. Namun penulis menfokuskan diri untuk meneliti data primer dan sekunder sebelum tahun 1927 (Oud Soerabaia), mengingat data setelah tahun 1927 sampai sekarang dapat ditemukan. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah penelitian  ini dilakukan secara mandiri tanpa dorongan pihak lain dan semata-mata untuk mengungkap satu fakta kebenaran sejarah sebagai wujud rasa pengabdian  cinta penulis kepada Surabaya dan kesatria penerjang api korp baju biru dengan slogan ”Pantang Pulang Sebelum Api Padam Walaupun Nyawa Taruhannya”.
Penelusuran mulai tahap heuristik, merupakan proses mencari dan menemukan sumber-sumber yang diperlukan baik primer maupun sekunder. Sumber primer dapat ditemukan di Badan Arsip Nasional maupun Badan Arsip Daerah Jawa Timur,  Perpustakaan BAPPEDA Jawa Timur, dan Perpustakaan pribadi Medayu milik mantan seorang wartawan senior era enam puluhan yang mengoleksi berbagai macam buku asli berbahasa Belanda yang ditulis oleh sejarawan, arkeologi, sosiolog dari negeri Belanda termasuk salah satunya adalah G.N. Von Faber blesteran Belanda-Jerman  pendiri museum Empu Tantular Surabaya (depan Masjid Al-Falah Jl. Raya Darmo). Sedangkan sumber sekunder ditemukan pada buku-buku seperti : Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan oleh Purnawan Basundoro, Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe oleh Dukut Imam Widodo, Oud Soerabaia  dan Nieuw Soerabaia oleh G.N. Von Faber serta Perkembangan Dinas Kebakaran Kota Surabaya Tahun 1927-1942  oleh Bagus Alim, dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Kebakaran oleh penulis sendiri.
Penelusuran jejak sejarah berdirinya de Brandweer atau PMK Surabaya, itu tidak lepas dari sepak terjang sang penakluk daratan Eropa Jendral dan Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte tahun 1769-1821. Pada masa kejayaanya Napoleon yang muallaf tanggal 2 juli 1798 (Genuine Islam, Singapura edisi oktober 1936) telah mengusai hampir seluruh daratan eropa baik dengan diplomasi maupun dengan peperangan, diantaranya adalah Belanda. Sehingga pada tahun 1808 berlangsung suatu zaman baru dalam hubungan Jawa-Eropa yaitu negeri Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis sejak tahun 1795. Semenjak itu kekuasaan Belanda diambil alih, salah satunya Hindia-Belanda. Untuk mengisi kekosongan daerah kekuasaan yang baru, Napoleon mengangkat Marsekal Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jendral pertama Hindia-Belanda yang mengemban tugas memperkuat pertahanan  pulau Jawa sebagai basis melawan musuh bebuyutan Inggris. Konon sang Marsekal ini mendirikan de Brandweer di Surabaya. Bagaimana perkembangan sejarah sebenarnya?

II.                 de Brandweer  Surabaya Tahun 1810
            Jauh sebelum perang Diponegoro meletus tahun 1825-1830, Organisasi de Brandweer atau Pasukan Pemadam Kebakaran ini berdiri pada tahun 1810. Melihat Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Hindia Belanda yang memiliki sosial perekonomian, bangunan-bangunan gedung permanen, serta  industry/pabrik, yang selalu linier dengan pertumbuhan penduduk, maka sudah tentu perlu didirikan suatu badan organisasi yang menanggulangi musibah kebakaran. Berdirinya organisasi ini merupakan langkah awal pemerintah dalam menanggulangi musibah kebakaran di daerah perkotaan. Organisasi de Brandweer atau Pasukan Pemadam Kebakaran ini berada dibawah kendali pemerintah Hindia Belanda. Demikian juga kota Batavia, urusan mengenai pemadam kebakaran mulai diorganisir pada  tahun 1873 oleh pemerintah Hindia Belanda. Urusan pemadam kebakaran ini secara hukum tertuang dalam peraturan yang dikeluarkan oleh resident op Batavia dengan nama Reglement op de Brandweer in de afdeeling stad Vorsteden van Batavia.
Berdirinya de Brandweer Surabaya sudah ada jauh sebelum de Brandweer Batavia. Di kota Surabaya urusan de Brandweer mulai diorganisir pada tanggal 4 September 1810 (Von Faber, G.N. Oud Sorabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931 : 106). Sebelum urusan  de Brandweer Surabaya diorganisir, saat terjadi  kebakaran penanganannya masih   menggunakan ember, panci hingga wajan dapur. Tentu saja penanganan yang sederhana ini tidak sebanding dengan kebakaran yang cukup besar melanda bangunan di Surabaya. Melihat kondisi tersebut, ketika Gubernur Jendral Daendels berkunjung ke Surabaya pada tahun 1810 dengan segera memerintahkan didirikan de Brandweer. Selayaknya Surabaya patut berterima kasih kepada Mr. Herman Willem Daendels sebagai  Pendiri de Brandweer.
                                               
                   
                               Gambar 3
                             Mr. Herman Willem Daendels
          Bapak Pendiri de Brandweer. Surabaya
                                  Sumber: G.N. Von Faber. 
    Oud Soerabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931:108

Sang Pendiri de Brandweer Surabaya merupakan seorang Jendral perang, kota Surabaya dijadikan sebagai kota Benteng dan pusat pertahanan terhadap kemungkinan serangan musuh bebuyutan Inggris sekaligus dibangun sebuah pabrik senjata (altellerie constructie winkel), benteng Lodewijk, asrama militer dan rumah sakit militer dekat Sungai Kalimas. Pada awal berdirinya de Brandweer terlihat masih belum berdiri  markas de Brandweer (sebagaimana pada gambar 1),  hanya menempatkan alat pemadam kebakaran berupa pompa tenaga manual di pinggiran Kali Mas dekat bangunan-bangunan vital dan stategis yang dijaga oleh 40 anggota brandweer. Untuk mengorganisir tugas-tugas penjaga pompa tersebut, dalam perkembangan selanjutnya Gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan kewenangan dari kerajaan Belanda setelah menerima kedaulatan kembali dari Prancis yang kalah perang dengan Inggris, sehingga mempercayakan P.J de Vries sebagai Komandan pertama de Brandweer Soerabaja.



Gambar 4.    
   P.J de Vries,  Bapak Komandan pertama de Brandweer Soerabaja
                                              Sumber: G.N. Von Faber. 
       Oud Soerabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931:108

Sejak itu seluruh kegiatan de Brandweer diarahkan untuk melindungi kota Surabaya dari ancaman bahaya kebakaran. Untuk mengorganisir tugas-tugas brandweer, P.J de Vries menyusun struktur organisasi yang terdiri dari :
1.      4 orang Brandspuitmeester;
2.      8 orang Onder Brandspuitmeester;
3.      8 orang sersan;
4.      8 orang kopral
Dari susunan petugas tersebut,  yang menjabat kesemuanya adalah orang Europeesch Personeel (staf orang Eropa) mulai dari jabatan Brandspuitmeester sampai jabatan kopral. Europeesch Personeel dibantu oleh Inlandsch personeel (staf orang pribumi) yang bekerja di lapangan saat terjadi peristiwa kebakaran serta dibawah komando Europeesch Personeel. 

Pada struktur brandweer terdapat tanda yang membedakan jabatan seorang ketika kehadirannya dalam TKK (tempat kejadian kebakaran). Pada Brandspuitmeester tanda jabatannya berupa tongkat kayu yang bagian kepalanya terdapat lambang Kerajaan. Bagi Onder Brandspuitmeester juga menggunakan tongkat kayu, namun diberi dengan cat berwarna merah, sedangkan untuk anggota lain dibawahnya menggunakan tanda pengenal, tanda tersebut bukan tongkat kayu melainkan tanda pengenal yang terbuat dari kulit, dipasang di lengan dan bertuliskan de Brandweer. (Dukut Imam Widodo, 2008 : 248). Dapat dilihat bahwa hanya anggota yang memakai tanda pengenal dari kulit menjalankan sebagai tukang genjoot alat pompa pemadam manual.
Berdasarkan reglement Surabaya tentang Brandweer dijelaskan bahwasannya pompa-pompa pemadam ditempatkan pada : pusat penjagaan tentara, bengkel konstruksi tentara (altellerie constructie winkel),jembatan, dan disamping kediaman penguasa Jawa bagian Timur (Gezaghebber).Passerbaan, kampung China, kampung Melayu, dan di rumah sakit Simpang.


                                                Gambar 5
                                                   Pompa pemadam kebakaran 
                            de Brandweer Surabaya  pada tahun 1810
Sumber: Media surat kabar Jawa Pos, Senen Wage 29 November 1982

Cara kerja alat pompa tersebut sepertinya mirip dengan pompa sumur manual jaman sekarang yang menggunakan tenaga tangan. Untuk setiap pompa disiapkan sebanyak 40 orang pribumi yang bertugas sebagai tukang genjoot.

REFERENSI : 
Bagus Alim, Perkembangan Dinas Kebakaran Kota Surabaya Tahun 1927 1942, Unesa 2013. Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah.  Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1998. Dukut Imam Widodo. Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing, 2008. Handinoto. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada Masa Kolonial. Graha Ilmu Yogjakarta, 2010. Muchamad Nurtam. Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Kebakaran. Surabaya,  2010. Purnawan Basundoro. Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan. Ombak, Yogjakarta, 2009. Reglement op de Brandweer in de afdeeling stad Vorsteden van Batavia. Gedaan te Batavia, 25 April 1873. Staatsblad van Nederlandsch-Indie No. 149 tahun 1906. De Indische courant, Moderniseering Brandweer. 27-05-1925.De Indische courant, Stadsnieuws. Soerabaia. Nieuwe brandweer-rémises, Soerabaia, 27 Oktober 1927.  Jawa Pos, Senen Wage 29 November 1982. Von Faber, G.N. Oud Sorabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931. Von Faber, G.N. Nieuw Soerabaia.




Pastikan bergabung kembali di Edisi berikutnya !
                                     Edisi ke – 3 Bagian II,   
         (”Old and New de Brandweer Surabaya, 1906-1927” )
     Kunjungi selalu : www.tamtamfire113.blogspot.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan.. dan jangan membuat spam.. Boleh promosi tapi jangan berkali-kali.. jika melanggar ketentuan tersebut maka komentar anda akan saya hapus selamanya.....

 

SEARCH

Most Reading