Pages

Blogger news

SEJARAH PEMADAM KEBAKARAN INDONESIA ( ORIGINAL SURABAYA )

Rabu, 12 Februari 2014

(Old and New : Soerabaia de Brandweer, 1906, 1927-Sekarang)
Jurnal Administrasi Kebakaran
Edisi ke -3 Bagian II



                                 Mr. HermanWillem Daendels,
                              Pendiri   de Brandweer Soerabaja 

                     
              
                                      Mr. P.J de Vries, 
             Komandan pertama  de Brandweer Soerabaja
                          

I.                   PENGANTAR
Eksitensi  de Brandweer  diperlukan  kota Surabaya yang sedang mengalami perkembangan sosial dan perekonomian. Beruntunglah  Surabaya  dibandingkan kota-kota lain di Jawa seperti  Batavia.  Berawal dari  kebijakan Gubernur Jenderal Willem Daendels yang menjadikan kota Surabaya sebagai kota pertahanan dari serangan musuh bebuyutan  Inggris, maka kebutuhan de Brandweer  mendesak untuk didirikan pada tanggal 4 September 1810  sebagai antisipasi ancaman kebakaran. Namun setelah Perancis kalah telak dengan Inggris pada tahun 1814, maka  Napoleon menyerahkan  kedaulatan wilayah Belanda kembali ke Belanda itu sendiri dalam Konggres Vienna tahun 1815.  Sesuai dengan perjanjian ini Batavia diubah bentuknya menjadi kerajaan Belanda yang akhirnya pada tahun 1816-1820, Belanda mengirim militer besar-besaran untuk mengusai nusantara. Dari sinilah awal kemajuan de Brandweer mulai diperhatikan perkembanganya, sehingga Belanda mengeluarkan Undang-Undang Gula dan Undang-Undang Agraria pada tahun 1870 yang menggantikan kebijakan sistem tanam paksa. Dampak positif dari kebijakan ini membuat kota Surabaya banyak didirikan  bangunan bertingkat dan industry baru (salah satunya adalah pabrik gula), namun  perkembangan tersebut tidak diikuti dengan perubahan de Brandweer Surabaya secara signifikan.  Baru dirasakan pada awal abad 20. ketika diawali dengan beberapa usulan dan desakan dari masyarakat agar kota dijadikan sebagai wilayah otonom yang tidak bergantung lagi kepada pemerintah pusat di Batavia. Sehingga untuk merespon ini pada tanggal 1 April 1906 kota Surabaya memperoleh status Gemeente  yang terhimpun dalam lembaran negara nomor 149 tanggal 1 Maret 1906.


II.                 de Brandweer  Surabaya Tahun 1906 - 1927
Hampir 94 tahun organisasi de Brandweer Surabaya berdiri, situasi perkembangan dirasakan stagnan. tidak ada perubahan terutama sarana dan prasarana penunjang operasional kebakaran masih tetap menggunakan pompa manual. Selain itu kekuasaan yang telah beralih kembali ditangan Belanda menfokuskan diri untuk  membangunan VOC yang telah bangkrut  menjadi kekuatan ekonomi baru di Batavia. Oleh karena de Brandweer Surabaya maupun Jakarta kurang menjadi perhatian, sehingga minimnya kucuran  anggaran dari pemerintah pusat di Batavia membuat de Brandweer Surabaya adem-adem saja.  Di dalam Staatsblad No. 149 tahun 1906 pasal 3 dijelaskan mengenai tugas pertama dewan kota Surabaya yakni pemeliharaan, perbaikan, renovasi dan pembaharuan, yang salah satunya  mengenai de Brandweer Surabaya. Kemudian dalam pasal 5 dijelaskan pula bahwa de Brandweer mempunyai tempat rumah sementara terletak di daerah Simpang nomer 1-5 (sekarang sebelah utara Surabaya Plaza, Jl Pemuda). Merupakan suatu hal yang baru bagi de Brandweer Surabaya mengingat sebelumnya hanya menjaga pompa-pompa kebakaran  yang ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap vital. Lebih lanjut dipertegas pula dalam pasal 6 bahwa segala keperluan mengenai pembiayaan dana mulai dari perbaikan sarana dan prasarana hingga pembelian peralatan baru dibiayai oleh pemerintah Gemeente Surabaya.
Setelah ditetapkannya kota Surabaya berstatus gemeente pada tahun 1906 merupakan awal perkembangan kota Surabaya sebagai kota modern yang banyak didirikan bangunan-bangunan bertingkat, perkantoran, gudang, permukiman hingga industri yang semakin  berpotensi terjadi kebakaran. Oleh karena itu peralatan pemadam kebakaran yang masih manual tentu saja cukup merepotkan pasukan Brandweer , maka solusi mengatasi api diperlukan kantor dan garasi sebagaimana markas pada gambar 1. Edisi ke- 3 bagian I. untuk penempatan alat-alat  yang lebih modern, seperti :

1.      Mobil Pemadam Kebakaran
a.       Brend Shand Mason dengan kapasitas 2000 L/menit yang menghabiskan dana sebesar f 23.720, terbeli tanggal 16 Juli 1915.


 Gambar 1.
Alat pemadam kebakaran pada sebuah 
gerobak yang ditarik dengan kuda
                     Sumber: dikutip dalam G.N. Von Faber. 
        Oud Soerabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia.



b.      Mobil pemadam kebakaran yang berasal dari perusahaan Ahrend Fox yang menghabiskan dana sebesar f 3500, terbeli  pada tahun 1917


 
Gambar 2. 
Mobil pemadam kebakaran Produksi Ahrend Fox
melintas di sekitar Jl. Gunung Sari Surabaya
(Menurut sumber , gambar diambil di pinggiran sungai rolak gunung sari dekat Rel Trem kereta, setelah melaksanakan tugas kebakaran di sekitar Karangpilang antara tahun 1917-1930)



2.      Mobil Tangga Mekanik
Pembelian mobil tangga mekanik sebesar f 15000. Terbeli tahun 1925 (De Indische courant, Moderniseering Brandweer. 27-05-1925), yang berfungsi untuk menjangkau sumber api atau kebakaran yang terjadi di gedung-gedung tinggi.


 
Gambar 3. Mesin tangga mekanik


III.             de Brandweer  Surabaya Tahun 1927- Sekarang
Markas  de Brandweer  yang terletak di Pasar Besar (d/h Surabaya 21 Cineplek dan sekarang menjadi Rumah Makan Castello samping selatan Bank Mandiri di Jl. Pahlawan 118), bangunannya sederhana semi permanen berdinding sesek kayu bambu, tidak sebanding dengan pembelian peralatan baru pada tahun 1915. Seharusnya markas  de Brandweer lebih bagus dan modern untuk menampung peralatan yang dimiliki. Akhirnya pada tanggal 27 Oktober 1927 ( Harian Pos : De Indische courant, Stadsnieuws. Soerabaia. Nieuwe brandweer-rémises. Soerabaia)  markas  de Brandweer yang terletak di Pasar Besar dipindahkan ke Pasar Turi.

                                 Gambar 4.  
       Markas de Brandweer   Pasar Besar  tahun 1915


                                         Gambar 5. 
               Markas de Brandweer   Pasar Turi tahun 1927


                                            Gambar 6.  
                  Markas de Brandweer  Pasar Turi tahun 2014


Berdasarkan gambar tersebut terlihat perbedaan yang cukup jauh antara markas de Brandweer di Pasar Turi dengan Pasar Besar. Kondisi bangunan markas  de Brandweer  Pasar Besar  merupakan bangunan semi permanen hanya terbuat dari bambu atau sesek/gedhek sangat berbeda jauh dengan bangunan markas de Brandweer Pasar Turi yang lebih modern terdiri dari  bangunan permanen dengan  batu bata. Gaya arsitektur bangunan markas kebakaran yang terletak di Pasar Turi tersebut nampaknya dirancang oleh arsitek yang terkenal yaitu G. C. Citroen (1881-1935). Beliau merupakan arsitektur Belanda yang bekerja selama 13 tahun di Amsterdam, termasuk juga bangunan Balai Kota yang selesai dibangun tahun 1925.
Selama melaksanakan tugas di Markas besar Pasar Turi, de Brandweer  telah berjilbaku kebakaran besar pada tahun 1930 di Ketegan Sepanjang tanggal 13 Mei, Pabrik Genteng Karangpilang tanggal 20 Juni, Donkersteeg tanggal 1 Juli, Balongbendo Krian tanggal 22 September. Selain itu  de Brandweer  juga menerima berita kebakaran palsu seperti : Kebakaran di Kapasan tanggal 14 Maret, Donkersteeg tanggal 5 Juli, Simpang tanggal 21 Juli dan Pasar Besar Wetan tanggal 16 November.  ( sumber : Verslag van den Toestand der Gemeente Soerabaia over 1930).


      Gambar 7.
Kebakaran di Gereja di Jalan Bubutan
                                  Sumber: Dukut Imam Widodo.  
               Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe. Surabaya:2008: 245

IV.             Landasan Yuridis Nomenklatur de Brandweer  Surabaya
Sejak Pasukan Jepang mengusir Kolonial Belanda pada tahun 1942, de Brandweer  Surabaya  tidak mengalami perubahan yang signifikan karena organisasi tersebut berjalan sebagaimana mestinya tanpa dipengaruhi ekspansi Jepang yang membabi buta. Bangunan markas de Brandweer Pasar Turi tetap tidak bergeser dari fungsinya sampai sekarang sebagai garasi juga sebagai pusat administrasi Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Demikian juga  kondisi bangunannya yang masih terawat dengan baik. Dalam perjalanan selanjutnya pasca kemerdekaan sampai diberlakukannya Undang-undang nomor 16 tahun 1950 tentang pembentukan daerah kota besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, de Brandweer bergabung dalam bagian organisasi Dinas Pekerjaan Umum Daerah. Kemudian berdasarkan Perda Kotamadya Surabaya Nomor 15 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Ketentuan Pencegahan Kebakaran di Kotamadya Surabaya,  de Brandweer disebut juga Pasukan Mencegah Kebakaran (PMK). Sampai sekarang sebutan ini  tetap melegenda/familier di telinga masyarakat Indonesia. Bahkan para Translitor Indonesia sepakat apapun nama organisasi pemadam kebakaran di dunia sepakat menyebut PMK.
Isu perampingan organisasi perangkat daerah terus bergulir, seiring dengan perkembangan , de Brandweer berubah sejak berlakunya Perda Tingkat II Surabaya Nomor 24 Tahun 1987, berganti nama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka melalui Perda Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi Dinas Kota Surabaya, Dinas Pemadam Kebakaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya berganti nama menjadi “Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya”. Kemudian berdasarkan Perda Kota Surabaya No. 8 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah, maka Dinas Pemadam Kebakaran disempurnakan dengan nama “DINAS KEBAKARAN KOTA SURABAYA”.

REFERENSI :  Bagus Alim, Perkembangan Dinas Kebakaran Kota Surabaya Tahun 1927 1942, Unesa 2013. Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah.  Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1998. Dukut Imam Widodo. Hikajat Soerabaia Tempoe Doeloe. Surabaya: Dukut Publishing, 2008. Handinoto. Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada Masa Kolonial. Graha Ilmu Yogjakarta, 2010. Muchamad Nurtam. Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Kebakaran. Surabaya,  2010. Purnawan Basundoro. Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan. Ombak, Yogjakarta, 2009. Reglement op de Brandweer in de afdeeling stad Vorsteden van Batavia. Gedaan te Batavia, 25 April 1873. Staatsblad van Nederlandsch-Indie No. 149 tahun 1906. De Indische courant, Moderniseering Brandweer. 27-05-1925.De Indische courant, Stadsnieuws. Soerabaia. Nieuwe brandweer-rémises, Soerabaia, 27 Oktober 1927.  Jawa Pos, Senen Wage 29 November 1982. Von Faber, G.N. Oud Sorabaia. Uitgegeven Doorde Gemeente Soerabaia. 1931. Von Faber, G.N. Nieuw Soerabaia.

Pastikan bergabung kembali di Edisi berikutnya !
                                   Edisi ke – 3 Bagian III,   
                   ”Old and New de Brandweer Surabaya”
 ( Komperatif berdirinya de Brandweer Surabaya dan Jakarta  )
   Kunjungi selalu : www.tamtamfire113.blogspot.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan.. dan jangan membuat spam.. Boleh promosi tapi jangan berkali-kali.. jika melanggar ketentuan tersebut maka komentar anda akan saya hapus selamanya.....

 

SEARCH

Most Reading